UJIAN NASIONAL, PENTING GA SIH?
Oleh: Asep Tapip Yani
(Dosen Pascasarjana UMIBA Jakarta)
Pendahuluan
Ujian Nasional (UN) telah menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan Indonesia selama bertahun-tahun. Sebagai alat evaluasi standar, UN bertujuan untuk mengukur pencapaian peserta didik berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Namun, pelaksanaannya kerap menuai perdebatan. Di satu sisi, UN dianggap sebagai alat yang efektif untuk mengevaluasi mutu pendidikan. Di sisi lain, UN dinilai terlalu menitikberatkan pada hasil akademik dan kurang mencerminkan kemampuan holistik peserta didik. Artikel ini akan membahas penting tidaknya UN, membandingkannya dengan praktik di negara lain, serta keberhasilan dan kegagalannya.
Mengapa Ujian Nasional Dianggap Penting?
Standarisasi Mutu Pendidikan
UN berfungsi sebagai alat standarisasi untuk memastikan bahwa setiap peserta didik di seluruh Indonesia mencapai kompetensi minimum yang sama, terlepas dari lokasi atau kualitas sekolah.
Evaluasi Sistem Pendidikan
Hasil UN memberikan data yang berguna bagi pemerintah untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan pendidikan, termasuk distribusi sarana dan prasarana.
Meningkatkan Motivasi Belajar
Bagi sebagian peserta didik, UN menjadi pemacu untuk belajar lebih giat dan mencapai hasil terbaik.
Kritik terhadap Ujian Nasional
Menekan Peserta Didik
UN sering dianggap sebagai sumber tekanan yang besar bagi peserta didik karena keberhasilannya mempengaruhi kelulusan dan citra sekolah.
Mengabaikan Aspek Non-Akademik
UN cenderung fokus pada penilaian kemampuan akademik semata, tanpa memperhatikan aspek lain seperti kreativitas, kepemimpinan, dan soft skills.
Kesenjangan Fasilitas Pendidikan
Standarisasi ujian sering kali tidak adil, mengingat perbedaan signifikan dalam fasilitas, kualitas guru, dan akses terhadap sumber belajar antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Studi Kasus: Negara Lain dan Ujian Nasional
Singapura: Contoh Keberhasilan
Di Singapura, ujian nasional seperti Primary School Leaving Examination (PSLE) untuk siswa SD berhasil menjadi alat ukur efektif untuk menempatkan siswa ke jenjang pendidikan yang sesuai. Sistem ini didukung oleh infrastruktur pendidikan yang merata dan berkualitas tinggi. Hasilnya, Singapura dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.
Amerika Serikat: Kritik terhadap Standar Penilaian
Di Amerika Serikat, ujian seperti SAT (Scholastic Assessment Test) dan ACT (American College Testiing) digunakan untuk seleksi perguruan tinggi, sementara di tingkat sekolah menengah, tes standar diadakan berdasarkan kebijakan negara bagian. Namun, sistem ini mendapat kritik karena menimbulkan tekanan berlebih dan menciptakan kesenjangan pendidikan di antara siswa dari latar belakang ekonomi yang berbeda.
Finlandia: Tanpa Ujian Nasional
Finlandia adalah contoh negara tanpa ujian nasional formal di tingkat dasar dan menengah. Sebagai gantinya, evaluasi dilakukan oleh guru secara terus-menerus. Hasilnya, Finlandia mampu mencetak siswa yang unggul di tingkat internasional berdasarkan tes PISA, dengan pendekatan pembelajaran yang lebih santai dan holistik.
Ujian Nasional di Indonesia: Apa yang Bisa Dipelajari?
Meskipun UN telah dihapuskan pada tahun 2021 dan digantikan dengan Asesmen Nasional (AN), perdebatan tentang pentingnya ujian berskala nasional tetap relevan. Indonesia dapat belajar dari pengalaman negara lain:
Dari Singapura, pentingnya dukungan infrastruktur dan kualitas guru dalam memastikan keberhasilan ujian nasional.
Dari Amerika Serikat, menghindari ketergantungan pada ujian untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh.
Dari Finlandia, pentingnya pendekatan evaluasi yang berfokus pada pengembangan siswa secara holistik.
Kesimpulan
Penting atau tidaknya ujian nasional bergantung pada tujuan dan bagaimana sistem itu diterapkan. Di Indonesia, UN memiliki peran penting dalam memastikan standarisasi pendidikan. Namun, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal. Pengalaman dari negara lain menunjukkan bahwa ujian nasional bukan satu-satunya jalan untuk mencapai pendidikan berkualitas. Evaluasi yang beragam, pembelajaran holistik, dan pemerataan akses pendidikan harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan nasional. @@@