Semangat para pencari nafkah pemecah bongkahan batu SambinaE tak kenal lelah, Pejuang Keluarga dengan cara keringat dan halal. - Jejak Info

Jumat, 08 Januari 2021

Semangat para pencari nafkah pemecah bongkahan batu SambinaE tak kenal lelah, Pejuang Keluarga dengan cara keringat dan halal.


WartaNRP SambinaE,-
Sungguh tabah dan ikhlas para pencari nafkah dengan jalan memecahkan batu, di jalan lintas sambinae kota bima, aktifitas memecah batu menjadi kerikil ini menjadi aktifitas rutinnya, salah seorang pekerja Dahlan, (65) alamat sambinae Kota Bima saat ditemui media sabtu pagi (9/1/2021) mengaku aktifitas mencari nafkah dengan memecah batu gunung telah dilakoninya hampir sepuluh tahun,


Beliau mengaku mampu menghidupi ketujuh anaknya dengan hasil keringat menjadi pekerja pemecah batu,

"Alhamdulillah dengan hasil ini, kami bisa menyekolahkan anak dan menjadikan mereka mandiri, akunya.


Pantauan media di lokasi, para pemecah batu ini mengaku enjoy dengan profesinya, mereka menjalaninya dengan ikhlas tulus meski pekerjaan ini sangat beresiko tinggi bagi keselamatan jiwanya, bermodalkan linggis dengan penuh semangat menaiki tebing cadas dan mencongkel satu persatu bongkahan bongkahan batu besar yang menjadi andalan rezkinya.

Aktifitas ini sangat beresiko tinggi apalagi dilakukan pada saat musim hujan dengan kondisi licin dan penuh tantangan.


Namun bagi burhan dan kawan kawannya hal tersebut sudah biasa dihadapinya dan mereka mengaku saat musim hujan biasanya bongkahan cadas tebing sangat mudah dilinggis dengan tangannya secara manual.

Dahlan mengaku dalam sebulan dua dumptruck kerikil yang bisa diproduksi dan dihasilkan, dengan kisaran harga delapan ratus ribu yang ukuran dua tiga satu dumptruck.

Ketabahan dan keuletan para pekerja ini sangat luarbiasa mereka tidak pernah mengeluh dan berkesah akan apa yang dilakoninya bahkan pengakuannya dengan aktifitas ini sangat membantu keluarganya.

" Yah, ini sudah menjadi takdir dan garis tangan kita pak, kita tidak punya harta warisan tanah kebun dan ladang, makanya kita memilih jalan pemecah batu saja daripada mengemis dan meminta minta, ucapnya.

Aktifitas para pemecah batu ini alhamdulillah sangat dirasakan manfaatnya oleh warga yang membutuhkan kerikil batu hidup untuk proses bangunan terutama pengecoran.


" Kami sering menerima pesanan dari warga Kabupaten Bima seperti sape, wera, wawo, ngali, renda dan Sila, alhamdulillah tetap lancar, aku Maesarah.

Masih Dahlan, dirinya berharap kepada pemerintah Kota Bima untuk tidak melarang dan atau menegur aktifitasnya ini mengingat sumber mata pencahariannya bersama keluarga dan lainnya.

" Tidak ada yang lain, kami berharap kepada pemilik lahan tempat kami bekerja memberikan kenyamanan lebih lebih kepada Pemkot Bima tidak melarang aktifitas seperti ini, kami tidak punya lahan dan lapangan pekerjaan lain selain ini dan kiranya pemerintah dan pemilik tanah terus memberikan kepercyaan kepada kami dalam mencari nafkah dan rejeki dari jalan menjadi pemecah batu ketimbang menjadi beban pemerintah dan peminta minta, kami lebih baik menjadi pekerja kasar seperti ini hingga sepanjng hayat, pungkasnya.


(yadhin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda